Mengenal kembali seni jalanan: komposisi rasa diantara beton baja.
(FOTO : Republika/Wihdan Hidayat) |
Street art atau seni jalanan, apa yg berada di kepala
kamerad setelah membaca kedua kata itu?
Coretan iseng? Sekumpulan pemuda nakal? Kumuh? Atau bahakan vandalisme?
Mari kita selami karya seni ini bareng-bareng, jadi seduh
kopinya cari sudut ternyaman, mari sama-sama kita menyelam.
Street art atau seni jalanan bukan sesuatu yg baru yg
bahkan sudah ada saat zaman purba, dapat kita ketahui saat manusia
mencoret-coret di dinding gua dengan gambar-gambar kehidupan, acara ritual, dan
segala yg dia rasa
Dan di zaman modern ini dapat kita lihat lagi gambar-gambar
serupa tapi tak sama yang telah berkembang dari segi warna, alat dan tehnik
menggambarnya.
Sebagai contoh kita ambil sebuah gambar dari seniman nan
misterius dari negara bagian Eropa
Mas “BANSKY” begitu netizen menyebutnya
https://bbc.com/news/uk-england-hampshire-56497104 |
Sebuah karya dari mas bansky yang berjudul “GAME CHANGER” menggambarkan anak kecil sedang bermain boneka suster, layak nya super hero yang lagi terbang, sebuah karya yang ditunjukan untuk penghormatan tenaga medis yang telah berjuang selama gelombang virus COVID menyebar
di bawah lukisan tersebut bertuliskan
“Terima
kasih untuk semua yang kalian lakukan. Saya harap ini dapat mencerahkan sedikit
suasana, meskipun lukisan ini hanya hitam putih.”
-banksy.
karya tersebut berhasil di lelang dengan nilai 14.4 miliion
poudsterling dan hasil lelang nya disumbangkan kepada layanan kesehatan
nasional inggris (NHS)
gimana kamerad? Luas dan dalam sekali kan street art itu?
bukan cuma bansky dan street artis negara bagian eropa, di
indonesia pun seni jalanan ini telah berkembang pesat, bahkan di jadikan media
untuk menyebarkan semangat juang dan ide-ide perjuangan di era kemerdekaan.
Dan pada era itu juga banyak melahirkan komunitas seni
jalanan, seperti, taring padi, apotik komik, lembaga kebudayaan rakyat (LEKRA)
dan lembaga seniman budayawan muslim indonesia (LESBUMI).
Pada awal 2000an komunitas seni jalanan ini banyak bermunculan di kota-kota besar seperti, jakarta, bandung, dan jogja. BOMBER adalah sebutan mereka, seniman jalanan yang banyak melakukan aksinya pada malam hari, untuk menghindari petugas keamanan.
Tapi kini sejak perkembangan teknologi yang maju begitu
pesat, memudahkan pengarsipan data dan komunikasi antar seniman jalanan ini.
Street art data base (2012), visual jalanan (2012) racun.tembok (2020)
tembok.berkarya (2019) adalah contoh
media pengarsipan yang menyimpan karya-karya seniman jalanan ini.
Dan pada akhirnya pekembangan komunitas seni jalanan ini di
dukung oleh pemerintah setempat, yang tadi nya mereka mengerjakan seni visual
terebut dengan “kucing-kucingan” kini sudah ada wadah bagi para seniman jalanan
ini mengekspresikan karya nya tanpa harus was-was kepada keamanan setempat,
sebagai contoh seperti jogja grafity wall di jalan perwakilan malioboro dan di
kota bandar lampung tepatnya di bawah underpass unila, sebuah art work yg
bertemakan nuansa kekayan bawah laut lampung
Art work ini di kerjakan oleh komunitas KUAS LAMPUNG sebuah komunitas seni jalanan yang berada di lampung,
Walau begitu masih banyak pelaku seni jalanan atau
bomber-bomber yang masih melakukan aksi nya di tembok dan beton jalanan secara
bebas.
Di balik segala kontroversi seni jalanan ini, bagaimanpun
juga street art adalah media dalam permasalahan dan tekanan di dalam
hidup kita, kita juga perlu memberikan keindahan di dalam hidup kita, seni
jalanan ini pun mampu menjadi media penyalur kreativitas dan bahkan menjadi
lidah untuk menyampaikan opini publik di media tembok dan beton.
Dan apabila culture ini dapat dikelola dangan cara lebih
serius, memberikan wadah bagi para street artis ini untuk berekspresi mungkin
dapat menjadikan suatu hal yang berguna, menambah keindahan visual suatu kota
sebagai contoh nya
Melankolis di Berlin: East Side Gallery
Di Berlin, dinding yang tersisa dari tembok Berlin yang
pernah membagi kota tersebut, kini dihiasi oleh East Side Gallery. Galeri ini
adalah rumah bagi lebih dari 100 mural yang menggambarkan beragam tema mulai
dari perdamaian hingga kebebasan. Karya-karya ini tidak hanya memancarkan
kekuatan visual yang luar biasa, tetapi juga mengandung pesan-pesan emosional
yang dalam tentang sejarah dan harapan.
Keajaiban di Melbourne: Hosier Lane
Di jantung Melbourne, Hosier Lane adalah tempat yang harus dikunjungi bagi pecinta seni jalanan. Dinding-dindingnya dipenuhi dengan karya-karya yang beraneka ragam, mulai dari mural warna-warni hingga stensil-stensil yang menakjubkan. Hosier Lane adalah bukti nyata seni jalanan.
Di kota yang dipenuhi warna dan ritme seperti Rio de Janeiro, seni jalanan mengalami transformasi luar biasa melalui proyek-proyek seperti Favela Painting. Seniman-seniman lokal dan internasional bekerja bersama-sama untuk mengubah dinding-dinding favela menjadi kanvas yang menginspirasi, menyoroti kekuatan komunitas dan keindahan yang tersembunyi di tengah kemiskinan.
Street art atau seni jalanan, adalah seni yang murni,
seni yang revolusioner, yang terkadang susah untuk kita pisahkan antara segi
artistik dan hukum, masih banyak perdebatan tentang batas-batas seni dan
tanggung jawab sosial.
Tetapi terlepas dari semua itu seni jalanan dapat
memunculkan makna dan estetika nya sendiri di dalam pelik nya kehidupan di atas
bumi ini, juga dapat memberikan dampak yang signifikan bagi anak muda bangsa,
mendorong kreativitas dan ekspresi diri, memperkuat identitas budaya,
menginspirasi dan berkolaborasi sesama komunitas, memberdayakan seniman jalanan
dalam segi ekonomi, atau bahkan dapat mengembangkan inovasi dan pengembangan
keterampilan
Street art atau seni jalanan adalah manifestasi
keberanian, kreativitas, dan keprihatinan manusia di lingkungan urban. Melalui
karya-karya mereka, seniman jalanan mengubah sudut-sudut kota menjadi panggung
untuk narasi yang beragam dan mendalam. Meskipun terkadang kontroversial, seni
jalanan tetap menjadi bagian penting dari budaya perkotaan yang hidup dan
berubah. Dengan memahami dan menghargai seni jalanan, kita dapat menggali
keindahan dan kompleksitas di tengah-tengah kehidupan kota yang sibuk.
Jadi bagaimana kamerad tertarik untuk lebih mendalami lagi
seni jalanan?
Atau mungkin menjadi pelaku seni jalanan?
Apapun itu asal jangan jadi tuhan kamerad hehe:)
So, tetap menjadi dirimu sendiri kamerad tetap salurkan ide
dan kreativitasmu dangan tanggung jawab karena kreativitas itu adalah modal
awal untuk menjadi manusia seutuhnya, biarkan mengalir hanya saja arahkan
alirannya mau kemana, tetap disiplin dan tetap semangat, terima kasih.
Di malang skrang para bomber kebnyakan nyerang kawasan perumahan yang mangkrak , sebagai alumni komunitas AV/artist vandal ,saya sangat mendukung adanya kegiatan tersebut
ReplyDelete