Posts

Showing posts from May, 2024

Ngapain Ke Psikolog!!, ini Nih! 3 RAHASIA Paling Ampuh! Menjaga Kesehatan Mental Di Dunia Kerja.

Image
pinterest.com/pin/72128031525238310/ Coba bayangkan, masa di mana kita kecil dulu, bangun pagi walau sedikit malas tapi demi uang jajan atau bertemu dengan teman di sekolah, kita pasti akan melakukan nya bukan?  yaaaa. walau kadang berangkat dari rumah tapi enggak nyampe ke sekolah wkwwk:) siapa tuh?  menjalani segala rutinitas itu, menghabiskan waktu bermain hingga sore,  pulang dan tidur dengan nyenyak hehe:) damai sekali ya rasanya ? tapi waktu terus berjalan,  mulai dari sekolah ke perguruan tinggi, lulus atau langsung turun di dalam dunia kerja. kita di paksa untuk mengambil peran dan tanggung jawab dalam hidup ini, mengorbankan waktu dan tenaga, demi memenuhi keinginan dan kebutuhan pribadi masing-masing "masalah yang mengeruh, perasaan yang rapuh, ini belum separuhnya, biasa saja, kamu tak apa" ~hindia - evaluasi Dan tulisan ini pun hadir seakan paling mahir, mencoba memberi penenang di zaman serba cepat ini, tapi sebelum itu, mari kita coba terlusuri beberapa data dan

Generasi Poni Lempar :Mengenali kembali subkultur organik 2000-an

Image
kellinquinn/pinterest Posthardcore atau musik emo yang terlahir dari sub genre Punk-Rock yang lebih introvert Memiliki ciri khas dari kepenulisan lirik yang emosional, jujur dan mendalam. sering kali liriknya menggambarkan perasaan kecemasan, kesedihan, kebingungan, dan kekecewaan dengan balutan sastra yang tajam dan puitis Dengan gaya vokal yang penuh gairah teriakan kesedihan, tabuhan drum (biasanya doubel pedal) yang penuh gejolak, memicu adrenalin ke dalam jantung, melodi yang kompleks serta Riff-Riff gitar yang melankolis, sebuah paduan musik yang bisa menyentuh dan menyayat hati pendengarnya Genre musik Emo atau subkulture Emo bukan hanya mempengaruhi panorama musik itu sendiri Gerakan ini merupakan integral gaya hidup, fashion sebagai identitas, dan pandangan dunia PTV/pinterest Genre atau subkultur ini telah menjadi fenomena pada awal 2000an dan menjadi isu yang viral pada masa itu, dikarenakan ciri khas dari musik ini yang mengangkat lirik bertemakan tentang kecemasan, depre

Mengenal kembali seni jalanan: komposisi rasa diantara beton baja.

Image
(FOTO : Republika/Wihdan Hidayat) Street art atau seni jalanan, apa yg berada di kepala kamerad setelah membaca kedua kata itu? Coretan iseng? Sekumpulan pemuda nakal? Kumuh? Atau bahakan vandalisme?   Mari kita selami karya seni ini bareng-bareng, jadi seduh kopinya cari sudut ternyaman, mari sama-sama kita menyelam.   Street art atau seni jalanan bukan sesuatu yg baru yg bahkan sudah ada saat zaman purba, dapat kita ketahui saat manusia mencoret-coret di dinding gua dengan gambar-gambar kehidupan, acara ritual, dan segala yg dia rasa Dan di zaman modern ini dapat kita lihat lagi gambar-gambar serupa tapi tak sama yang telah berkembang dari segi warna, alat dan tehnik menggambarnya. Sebagai contoh kita ambil sebuah gambar dari seniman nan misterius dari negara bagian Eropa Mas “BANSKY” begitu netizen menyebutnya https://bbc.com/news/uk-england-hampshire-56497104 Sebuah karya dari mas bansky yang berjudul “GAME CHANGER” menggambarkan anak kecil sedang bermain boneka s

PERTARUHAN!

Dadu berputar, Menari di udara, mengikuti irama kesunyian, Angka tersembunyi, rahasia di balik sisi, kegelisahan mengungkap takdir di setiap lemparan. Di sudutku yg gelap dan lembab, sakitku bergumam, Cerita masa lalu, dan pesan dari masa depan tersembunyi dalam genggaman dadu berbisik, tentang keberuntungan melangkah, bertaruh pada ketidak pastian, lagi pula puncak resiko dunia adalah kematian. menari di lintasan ruang dan waktu, merobek misteri, dalam lembaran kehidupan yang bertaut kegetiran mengalir dalam sepi, aku memanggil namamu merimbunkan lantunan doa aku menunggu, di dalam putaran dadu. 

Kenapa Menulis?

Kenapa Menulis? Kenapa Menulis? Sebelum saya berbacot ria, mari kita mundur ke tahun 3.500 SM dimana tulisan pertama kali di temukan, di tablet batu kapur di situs kota sumeria kuno yang bernama kish, yang terletak di irak modern.   “Jauh amat mundur lu?” “JAS MERAH KAMERAD!”   Bentuk tulisan ini merupakan objek awal sistem kepenulisan yang dapat diuraikan, dikenal, dan dapat digunakan oleh manusia,  s istem kepenulisan ini sudah dipakai selama sekitar 3000 tahun dan menghasilkan ratusan ribu tablet tanah liat dan benda bertul is Para arkeolog pun baru menemukan sekitar abad ke-19 lebih banyak lagi tulisan seperti itu, untuk dikembangkan dan digunakan hingga sekarang. LANJUT >> jadi kenapa Menulis? Mungkin dari sekian banyak orang yang menulis ada banyak juga alasan yang berbeda-beda CONTOH: Menulis mungkin media terbaik dan nyaman yang dia punya untuk mengekspresikan diri membagikan cerita, gagasan, buah pikir atau bahkan untuk menghibur diri Atau bisa jadi

Masturbasi Otak!

Dua puiuh lima tahu kau hidup, membuang-buang napasmu, menyia-nyiakan cerita di atas dunia. Kau pikir kau hebat? Egomu bukan poros dunia BODOH! Tiap detik kau lewati, duduk di atas omong kosongmu menatap cangkir kopi,  dengan rokok terselip di sela jari. Mana ada wanita yang mau pada lelaki yang paginya sarapan puisi, siangnya menelan makna,  dan malamnya meneguk kata dari dalam botol kaca   Lihat dirimu dengan perut yang kelewat offside itu!   Lebih baik olah pikir dan olah rasa katamu?   Hei sadar!!! Kau hidup di hari ini Cukup wajahmu tampan, badanmu bagus, dan tahan lama Maka dipermudahlah kau memasuki jalan tol menuju kesejahteraan hidup. Itulah pedoman hidup di hari ini Dan kalaupun sial dan gagal, tenang saja sudah kusiapkan pemakaman mimpi di samping tempat tidurmu.

Dramaturgi Proletariat

Denting palu dan besi jam tujuh pagi, hingga mentari tenggelam di penghujung hari satu jam untuk kopi, dan mi instan. Sial, Dimana rokok ku tadi malam? setengah umur, kami buang ke ruang bakar mesin-mesin menempa sendok nasib  cepat tanpa akhir tidur dan bermimpi kian sulit cekung mata, wajah letih, tangan penuh guratan luka kami ayam jantan! yang mengantri untuk di potong rajutan pelangi telah habis di kepul waktu ledakan fakta dan rencana masa depan celana dalam yg basah di merak utara sirine berbunyi, matahari sudah berdasi, bersiaplah bercemas-cemas, kenyataan masih sama, siap-siap tikungan kiri Tajam!.

Dua puluh lima

Waktu seolah memanjang dan melebar Tumbuh dan sekarat di setiap detiknya Menunda air mata Terlelap, di atas ranjang kesenangan   Mimpi ke mimpi Botol demi botol Merawat nafsu dan ego, dalam semu liang kelabu   Nanti saja, dua puluh lima Masih terlalu dini dan malas, katamu   Apa yang kau butuh ? Apa yang kau perlu ?> Apa yang kau ingin ? Sudah ku jahit jawaban, kurang pas Terlalu sempit, dalam bayangan   Penuhi semua ekspektasi dunia, yang tak pernah berhenti berputar Makan semua, sampai kenyang, muntah, menyesal, dan ulangi lagi besok.

Menziarahi pemakaman lama

Dalam pangkuan malam ku seduh dendam Hitam, Sepekat bibir di ujung gelas. Kepada jalan, lampu-lampu menelanjangkan cahaya Rindu-rindu menjadi hujan, membasuh relung-relung jiwa yang kosong   “boleh kutuliskan namamu, dan omong kosongmu dulu? Dengan darahku sebagai tintanya”   Mengemas semua renjana dari parasmu Menyambut laknat dari senyumanmu Menggantungkan harapan pada bulu matamu Menahan pedih, di setiap duri pada pelukanmu Hanya jentaka yang ku ingat, dari setiap jengkal aromamu Mendewasakan rasa pahit Dalam ruang, yang dulu pernah kau tempati Dalam kamarku,   Bulan sedang mabuk di angkasa Bintang-bintang tengah manggung di pusat kota Mentari terlelap   di ujung barat, Membagi cahaya. Datanglah, hanguskan semua dengan pijarmu hingga tak tersisa Kubur luka yang membusuk, di bawah batu nisan bertuliskan “aku sudah selesai”   Hilang kehilangan Sebuah kisah telah usang Pemerannya terlanjur asing Kata-kata sudah lenyap, di dalam nask

Selamat ulang tahun!

Slamat ulang tahun, slamat ulang tahun, selamat ulang tahun aku, slamat ulang tahun! Aku bukan kamu, atau sebuah nama Kedua kata itu terlalu tabu untuk di ucap Mengisi ruang hampa dan lembab, yang telah kosong selama puluhan tahun Fatamorgana rumah, perlahan hilang terkikis oleh realita Hangat pelukmu telah membeku Asap kretek dari bibir hitammu telah berbaur, bersama polusi kota Lauk pauk hangat sisa kemarin, dan janji materialitismu, jika aku juara Satu Semua bab dan halaman-halaman masih utuh Jangan khawatir, aku sudah makan, mandi, dan memangkas rambut Maaf, ibadahku saja yang masih jarang   DIY, 11-3-23

SHIFT MALAM

 Waktu menyiarkan realita Aku terbangun dari mimpi, yang tak kunjung terlelap Ku lipat angan dan harapan, di balik bantal Ku basuh tubuhku dengan kemurnian malam   Dari tubuhmu: adakah yang terlewat dari luka?   Bersiap, setelah bersembunyi dari kemunafikan siang Aku kembali, menjejaki, lingkaran setan itu (lagi). -12 November 22-

Tidak ada saku di kain kafan

Seperti biasa, kau berendam di secangkir kopi, dalam sauna asap kretek Sunyi pun menghampiri “Siapa?” “Ini temanmu ketidakpastian” Benar memang melamun mendatangkan keraguan   Tapi kau veteran dalam kehilangan arah, membelah belantara Dengan ambisi, tenang melangkah Di tepi, tertimbun jurang sepi   Eksistensi menyelenggarakan hidup Lanjutkan, Sendiri, jatuh dan mati Luka-luka fatamorgana   Perjalananmu adalah keranda, barometer makna Dan antidot, di dimensi berikutnya   Hanya mandi yang kau butuh, berkemas Sisanya hanya nafsu dan malas   Secuil proses dari produk besar yang masih menjadi misteri Lepaskan saja, Lagi pula, tak ada saku di kain kafan   DIY, 15-09-23

AKU, BUKU DAN TROTOAR JALAN.

Dua dasawarsa mengurai tanda tanya Mencari jalan di persimpangan Adakah kabar dari masa depan?   Nirmana, bercumbu dalam balutan sastra dan semiotika Bisakah aku menggambar diriku Begitu naif aku, dengan aku Awal mana yang baik?   Bila kematian adalah kepastian Waktu telah mengajariku, Berdamai dengan rasa sakit   Batu mana yang kau jadikan kepala Menginjak kata yang belum kokoh untuk berdiri Ranjang lapar dan haus adalah tempat peristirahatanmu Akibat, kau panjangkan ego hingga sebahu   Membaca tanpa logika Diriku tanpa aku Berjalan tanpa telinga Hidup terlalu singkat, untuk pertanyaan Dan merepotkan, untuk mencari jawaban.

Memasak ingatan

Image
artwork by https://www.instagram.com/cabutbentar/ Di restoran megah Beratapkan tanda tanya Di sudut hampa, dalam jurang kesepian Aku, duduk Bersama asap fatamorgana   Aroma kepalsuan, mulai merebak Menyembuhkan luka, akibat terkena tikaman tak kasat mata "mau pesan apa?” "aa..aa..aku ingin memesan, baptis aku dengan masakanmu!”   Di dapur, tangan -tangan manipulator ulung, bersiap memanipulasi Di atas api rekayasa, Di ceburkannya butiran-butiran bayangan, sebagai bumbu tambahan, dan selembar nostalgia, Yang ia petik dari pohon sejarah, yang ditanamnya sendiri Tak lupa, bumbu-bumbu penyedap ingatan, dan kesan, Yg diciduk dari kendi air mata, Bercumbu dan melebur   “Bila kau kelaparan, romantisme yang di hidangkan, mungkin lebih nyata dari masakannya. Dan jika boleh, untuk mengenyangkan hatimu, akan ku siapkan kata-kata setengah matang, sebagai makanan untuk kau santap.”   Irama Langkah kaki mengetuk-ngetuk ubin yg dingin, Mengantarkan

Anak Pertama

Image
Halo kamerad! ini adalah anak pertama saya dalam platform media seperti ini, yg mungkin nanti rencananya, akan untuk menampung opini, atau mungkin rasa yang telah saya kecap dan saya tambahkan bumbu penyedap, sehingga dan semoga, nyaman untuk kamerad baca. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam Sejahtera bagi Kita Semua Om Swastyastu Namo Buddhaya Salam Kebajikan dah, Segini Aja Dulu.