Posts

Showing posts with the label Cerita Singkat

Kinan Dan Sepotong Waktu

Image
Pukul 9 lewat 10 menit, Kinan menatap jam dinding yang berada di dalam kelas “5 menit lagi” ucap Kinan dalam hati. Suasana kelas begitu riuh. Teman-Teman Kinan berlari-lari, dengan wajah penuh semangat, berseru girang, berhamburan keluar masuk kelas. beberapa juga, ada yang bermain bola di lapangan kecil di tengah Sekolah. Ada yang membuka bekal dan saling bertukar makanan di bawah pohon, bercerita, sambil tertawa riang. Suara tawa mereka bersahut-sahutan mengisi setiap sudut Sekolah, seolah-olah waktu istirahat, adalah saat paling berharga, yang dinanti sejak pagi. Tapi tidak dengan kinan, ia duduk di dalam kelas membaca buku, mempersiapkan dirinya untuk pelajaran berikutnya. Akan tetapi, hatinya terasa seperti dipenuhi semut-semut kecil yang merayap tanpa henti, membuatnya gelisah. Ia menggoyang-goyangkan kakinya di bawah meja, mengigit ujung pensil, berharap bisa mengusir rasa aneh yang mengusiknya sejak pagi. Waktu berjalan begitu lambat. Dada kinan sesak, pikiranny...

IBU, AKU, DAN ZARATHUSTRA

Image
Matahari mulai mengantuk, dari Toa Surau seberang jalan, Lantunan murotal Ayat Suci menggema di langit jingga, namun pemuda itu masih asik saja menyuburkan kata demi kata di atas kertas, dengan sebatang rokok kretek dan secangkir kopi tanpa gula, seorang pemimpi yang ingin menyajikan kalimat-kalimat ajaib, sehingga menjadikannya “Übermensch” dalam skena literasi kepenulisan. “HAIL SASTRA!” teriaknya. “Eh.., Ngapain?, Mandi, Sholat, bentar lagi adzan” bagai nada lembut yang membelai, Kryptonite yang meredam teriakannya, wanita paruh baya yang rambutnya mulai memutih, tanpa pemuda itu sadari, ia dari tadi sudah berdiri dibelakangnya, mengamati, mengenakan daster kesayangannya, namun dalam kacamata pemuda itu, wanita itu masih sama cantik seperti dulu. “Bentar bu, kalimat terakhir” sambil menoleh sejenak ke arah wanita itu. “Buat apa?” “Sajak untuk ibu, Nah coba baca” wanita itu pun duduk di sebelah pemuda itu, mengambil selembar kertas yang di serahkan kepadanya, dan mulai membaca. ...

Serotonin.

Image
  BAB I “Meneguk malam dari botol kaca” sebuah metafora sederhana, untuk me-nyederhanakan masalah yang rumit setidak nya untuk malam ini, disini. Di tengah pangkuan malam, aku duduk di bawah rembulan utuh, Sinarnya, terangi setiap relung kosong yang telah kau tinggalkan. Desing kereta semakin memperdalam rasa sepi yang menggerogoti jiwa. Persis! Pada saat itu, saat dimana pekik-an rasa sakit menjalar di kerongkongan, tapi apalah daya pita suara tak mampu mengumandangkannya. BAB II Hey cantik Coba kau catat keretaku tiba pukul empat sore Tak usah kau tanya aku ceritakan nanti Hey cantik Ke mana saja tak ada berita sedikit cerita Tak kubaca lagi pesan di ujung malam Dan Jakarta muram kehilanganmu Terang lampu kota tak lagi sama Lagu yang pas sebagai teman perjalanan yang hangat, di tambah dengan pemandangan langit sore yang menelanjangkan senja-nya di atas hamparan padi-padi hijau, yang saat ini kulewati dengan 8 gerbong baja, yang di tarik 1 lokomotif pada jalurny...

Content Writer Untuk Bapak

~While I'm addressing your head as my favourite bookstore Warna jingga dan ungu yang beradu, di atas kanvas langit senja bagai lukisan abstrak, sang maestro langit dan bumi,   Angkasa seorang pemuda pengangguran berusia 27 tahun, sedang bermalas-malasan di depan rumah nya, dengan segelas kopi sisa omong kosong nya tadi malam. Dari dalam muncul sesorang pria tua renta yang berjalan lunglai, menahan sakit dari rematik, sebuah rasa sakit pada tulang dan sendi seperti ribuan jarum yang tertancap pada kedua kakinya, dengan susah payah dia meraba kursi itu mencari celah mengatur posisi agar bisa duduk dengan nyaman, di samping pemuda itu “Sudah ashar-ran nak” “belum sebentar, ngabisin kopi” “jangan terlalu di pikir Sa, ngadu ke tuhan, minta jalan insya allah nanti ada jalannya” “nah, buat temen ngopi” ucap pria tua itu sambil menyerahkan satu bungkus rorok kretek Dan dia menghilang. ~kumenunggu maghrib Di penghujung kata Mencaci liciknya dunia Meromantisasi lelahnya...

Masturbasi Otak!

Dua puiuh lima tahu kau hidup, membuang-buang napasmu, menyia-nyiakan cerita di atas dunia. Kau pikir kau hebat? Egomu bukan poros dunia BODOH! Tiap detik kau lewati, duduk di atas omong kosongmu menatap cangkir kopi,  dengan rokok terselip di sela jari. Mana ada wanita yang mau pada lelaki yang paginya sarapan puisi, siangnya menelan makna,  dan malamnya meneguk kata dari dalam botol kaca   Lihat dirimu dengan perut yang kelewat offside itu!   Lebih baik olah pikir dan olah rasa katamu?   Hei sadar!!! Kau hidup di hari ini Cukup wajahmu tampan, badanmu bagus, dan tahan lama Maka dipermudahlah kau memasuki jalan tol menuju kesejahteraan hidup. Itulah pedoman hidup di hari ini Dan kalaupun sial dan gagal, tenang saja sudah kusiapkan pemakaman mimpi di samping tempat tidurmu.