Kinan Dan Sepotong Waktu
Pukul 9 lewat 10 menit, Kinan
menatap jam dinding yang berada di dalam kelas
“5 menit lagi” ucap Kinan
dalam hati.
Suasana kelas begitu riuh.
Teman-Teman Kinan berlari-lari, dengan wajah penuh semangat, berseru girang,
berhamburan keluar masuk kelas.
beberapa juga, ada yang bermain
bola di lapangan kecil di tengah Sekolah.
Ada yang membuka bekal
dan saling bertukar makanan di bawah pohon, bercerita, sambil tertawa riang.
Suara tawa mereka bersahut-sahutan
mengisi setiap sudut Sekolah, seolah-olah waktu istirahat, adalah saat paling
berharga, yang dinanti sejak pagi.
Tapi tidak dengan kinan,
ia duduk di dalam kelas membaca buku, mempersiapkan dirinya untuk pelajaran
berikutnya. Akan tetapi, hatinya terasa seperti dipenuhi semut-semut kecil yang
merayap tanpa henti, membuatnya gelisah.
Ia menggoyang-goyangkan
kakinya di bawah meja, mengigit ujung pensil, berharap bisa mengusir rasa aneh
yang mengusiknya sejak pagi.
Waktu berjalan begitu
lambat. Dada kinan sesak, pikirannya melayang dari tubuhnya.
Matanya terus menerus
melirik jam dinding, berharap, di detik ini dirinya sudah berada di Rumah.
Bel sekolah berbunyi, tetapi.
“Pulang cepet! Pulang
cepet!” riuh Tomi murid laki-laki Teman sekelas Kinan yang berlari masuk ke
dalam kelas, mengemas buku dan barang-barangnya ke dalam tas.
“Pulang cepet kenapa, Tom?”
tanya kinan ke Tomi.
“Rapat guru, Nan. Kan minggu
depan kita ujian akhir” jawab Tomi.
“Tapi kamu di suruh
jangan pulang, Nan. nginep disini jagain kelas, hahahaa” goda Tomi sambil
berlari kecil menuju luar kelas.
Kinan mengemas
buku-bukunya kedalam tas, tidak merespon godaan Tomi, yang ada dipikirannya
hanyalah pulang.
bersamaan dengan riuh Teman
sekelas kinan yang juga bersiap untuk pulang,
kinanpun melangkah untuk
pulang kerumahnya.
Sesampainya dirumah, Kinan
langsung melepaskan sepatunya
berlari kedalam rumah
mencari Ibu yang berada di dapur belakang
“Bu, ayah belum pulang?”
tanya kinan.
“Belum, kinan sayang. Ada
apa nanyain Ayah? Terus, kok jam segini sudah pulang?” jawab Ibu sembari
mempersiapkan masakan untuk makan siang.
“Beli boneka labubunya
sekarang aja sih Bu.. kinan ingin sekali boneka itu! Teman-Teman di Sekolah Kinan
sekarang semua punya boneka itu, Kinan sendiri yang tidak punya, Kinan kan dari
kelas 5 udah juara kelas juga bu, walaupun juara 3 belum bisa juara 1 seperti
yang dikatakan Ayah jika ingin dibelikan boneka” ucap Kinan dengan mata yang
bersedih, tetapi tetap kuat, menahan agar air matanya tidak menetes.
Mendengar ucapan kinan, Ibu
langsung menjeda kegiatan memasaknya, berjongkok di hadapan Kinan dan
memeluknya
“Ibu tau kinan ingin
sekali boneka itu, dan Ibu tau kalo Kinan merasa sedih karena di Sekolah hanya
kinan sendiri yang tidak memiliki boneka labubu. Tetapi Kinan harus ingat,
kalau kita harus terus berusaha untuk apa yang kita inginkan, Ibu yakin Kinan
pasti bisa! Minggu depan kan ujiannya? Jadi lebih baik Kinan sekarang belajar,
buktikan kalau Kinan anak yang pintar, jangan patah semangat ya Nak.
“Iya Bu” ucap Kinan
sambil memeluk erat Ibu, yang sepertinya tidak ada guling yang lebih baik di
dunia dari pada pelukan Ibu.
*********
Tibalah hari ujian akhir
di mulai. Kinan dengan fokus dan percaya diri mengerjakan soal-soal ujian akhir
dengan maksimal
Dengan persiapan dan
kepintarannya Kinan mendapatkan hasil yang memuaskan.
Sudah menjadi kebiasan
dari Keluarga Kinan. Setiap malam, semua anggota keluarga kinan akan berkumpul
di meja makan, menyantap makan malam buatan Ibu.
Ada Ayah, Ibu dan Kinan.
“Lihat Ayah! Kinan juara
1!” ucap Kinan sambil memberikan rapor nya kepada ayah.
“Benar, kan. Ibu kan
bilang kinan pasti bisa!” ucap Ibu sambil menata makanan yg ada di atas meja.
“Baiklah! kalau begitu, Kinan.
mari kita beli boneka Labubu yang imut dan lucu!” ucap Ayah dengan semangat.
“yeayyy!” ucap Kinan.
Kinan, Ayah dan Ibu
melanjutkan makan malamnya.
*********
Burung-burung berkicau
riang menyambut pagi yang cerah.
Ayah kinan mengantar Kinan
pada hari pertama Kinan bersekolah di sekolah yang baru.
Saat sampai di gerbang
sekolah.
“Ini hadiah buat kinan”
ucap Ayah.
“Wahhh…. Labubu! terima
kasih Ayah!” ucap Kinan sambil memeluk Ayah.
“Nah, Kinan. walau sudah
dapat hadiah, Kinan belajar nya harus tetap rajin ya!” ucap Ayah.
“Baik. Ayah” ucap Kinan
sambil menyalami Ayahnya dan melangkah menuju kelas.
“ Hai! aku kinan” Kinan
bersalaman pada Teman sebangkunya, memperkenalkan diri.
“Wah boneka labubu! boleh
liat?” ucap Teman sebangku kinan.
“Boleh” ucap Kinan sambil
memberikan boneka labubunya.
“Wah lucu ya! aku ingin sekali. Tapi, untuk lanjut sekolah saja, aku harus mendapatkan beasiswa” ucap Teman sebangku Kinan.
Comments
Post a Comment